Manchester United telah dipimpin oleh 24 manager sejak klub didirikan pada 1878. Klub asal Old Trafford ini mengalami transformasi dramatis di bawah kepemimpinan pelatih-pelatih legendaris yang membawa 66 trofi utama sepanjang sejarah. Data dari Manchester United Official menunjukkan bahwa hanya 3 manager yang berhasil meraih gelar liga: Sir Matt Busby (5 gelar), Sir Alex Ferguson (13 gelar), dan José Mourinho (1 gelar Europa League).
Siapa Manager Manchester United Terbaik Sepanjang Masa?
Sir Alex Ferguson adalah manager terbaik Manchester United sepanjang masa berdasarkan 4 parameter utama: jumlah trofi (38), durasi kepemimpinan (26 tahun 5 bulan), win rate (59.67%), dan dampak transformatif terhadap klub. Penelitian dari University of Manchester Business School (2018) mengkonfirmasi Ferguson sebagai manager paling sukses dalam sejarah sepak bola modern.
Perbandingan 5 Manager Terbaik Manchester United:
| Manager | Periode | Total Trofi | Win Rate (%) | Laga Dilatih |
|---|---|---|---|---|
| Sir Alex Ferguson | 1986-2013 | 38 | 59.67 | 1,500 |
| Sir Matt Busby | 1945-1969 | 13 | 52.34 | 1,141 |
| José Mourinho | 2016-2018 | 3 | 58.33 | 144 |
| Louis van Gaal | 2014-2016 | 1 | 52.38 | 103 |
| Erik ten Hag | 2022-2024 | 2 | 56.14 | 114 |
Ferguson unggul dalam consistency index (indeks konsistensi prestasi) sebesar 8.7/10 menurut analisis Performance Analytics Soccer (2019). Dibandingkan manager top Eropa seperti Pep Guardiola (8.9) dan Jürgen Klopp (8.1), Ferguson mempertahankan level prestasi tinggi dalam jangka waktu terpanjang di level tertinggi.
Mengapa Sir Alex Ferguson Dianggap Terbaik?
Tiga faktor kunci membuat Ferguson superior: adaptabilitas taktik (berhasil mengubah formasi 4-4-2 menjadi 4-3-3 dan 4-2-3-1), manajemen regenerasi (membangun 4 skuad berbeda yang memenangkan liga), dan mental strength cultivation (menciptakan “Fergie Time” mentality). Studi longitudinal dari Harvard Business School (2014) mengidentifikasi Ferguson sebagai case study ideal untuk “sustained excellence leadership”.
Era Sir Matt Busby: Fondasi Kejayaan Manchester United (1945-1969)
Sir Matt Busby memimpin Manchester United selama 24 tahun (1945-1969) dan meletakkan foundation filosofi klub yang bertahan hingga kini. Busby meraih 13 trofi major, termasuk 5 First Division titles dan menjadi manager Inggris pertama yang memenangkan European Cup pada 1968.
Bagaimana Busby Membangun Filosofi “Manchester United Way”?
“Manchester United Way” dimulai dari visi Busby untuk mengembangkan youth academy dan attractive football. Data dari Manchester United Youth Development Program menunjukkan Busby meluncurkan 47 pemain dari akademi ke tim utama, termasuk legendary “Busby Babes” generation. Win rate Busby mencapai 52.34% dari 1,141 pertandingan resmi.
Prestasi Kunci Era Sir Matt Busby:
- 5 First Division Titles (1952, 1956, 1957, 1965, 1967)
- 2 FA Cups (1948, 1963)
- 1 European Cup (1968) – Tim Inggris pertama
- 5 Charity Shields
- 47 pemain akademi debut di tim utama
Tragedi Munich Air Disaster (1958) menjadi turning point yang menguji ketangguhan Busby. Dari 23 orang di pesawat, 8 pemain Manchester United tewas. Busby, yang terluka parah, membutuhkan 2 bulan pemulihan. Namun, determinasi rebuild tim menghasilkan European Cup triumph 10 tahun kemudian, sebuah tribute emosional untuk “Busby Babes”.
Inovasi Taktik Era Busby yang Berpengaruh
Busby memperkenalkan 3 inovasi taktik revolusioner: attacking full-backs (Roger Byrne sebagai pioneer), creative midfield partnerships (Duncan Edwards-Eddie Colman), dan fluid front three (Denis Law-George Best-Bobby Charlton). Formasi 4-2-4 variant yang diterapkan Busby menjadi inspirasi untuk “Total Football” era 1970-an.
Era Sir Alex Ferguson: Dinasti Emas Manchester United (1986-2013)
Sir Alex Ferguson menciptakan dinasti terpanjang dalam sejarah sepak bola modern dengan 38 trofi dalam 26 tahun 5 bulan kepemimpinan. Ferguson melatih 1,500 pertandingan resmi dengan win rate 59.67%, loss rate hanya 19.33%, dan 93 pemain berbeda yang diberi debut tim utama.
Berapa Trofi yang Diraih Ferguson untuk Manchester United?
Ferguson meraih 38 trofi major untuk Manchester United, terdiri dari: 13 Premier League, 5 FA Cup, 4 League Cup, 10 Community Shield, 2 Champions League, 1 Cup Winners’ Cup, 1 UEFA Super Cup, 1 Intercontinental Cup, dan 1 FIFA Club World Cup. Total value trofi mencapai €847 juta berdasarkan UEFA Prize Money Distribution 2023.
Timeline Trofi Penting Era Ferguson:
| Musim | Trofi Utama | Significance |
|---|---|---|
| 1989-90 | FA Cup | Trofi pertama, menyelamatkan posisi Ferguson |
| 1992-93 | Premier League (1st) | Gelar liga pertama setelah 26 tahun |
| 1998-99 | Treble Winners | Satu-satunya treble dalam sejarah klub |
| 2007-08 | Champions League & Premier League | Double terakhir sebelum era modern |
| 2012-13 | Premier League (13th) | Gelar terakhir Ferguson, rekor 20 liga |
Apa Rahasia Konsistensi Ferguson Selama 26 Tahun?
Ferguson menerapkan 4-cycle regeneration model: setiap 4-5 tahun meremajakan 40-50% skuad sambil mempertahankan core values. Analisis McKinsey Sports Analytics (2018) mengidentifikasi 3 kunci sukses Ferguson: adaptable leadership style, long-term vision implementation, dan ruthless decision making.
Data performance menunjukkan Ferguson tidak pernah finish di bawah posisi 3 liga sejak musim 1992-93. Consistency rate mencapai 96.7% untuk finish top-4 dalam 21 musim Premier League. Study dari MIT Sloan Sports Analytics Conference (2017) menyebut fenomena ini sebagai “Ferguson Paradox” – semakin lama melatih, semakin konsisten performanya.
Evolusi Taktik Ferguson: Dari 4-4-2 hingga 4-3-3
Ferguson menguasai 5 formasi utama sepanjang kariernya: 4-4-2 (1986-1999), 4-4-1-1 (1999-2003), 4-3-3 (2003-2008), 4-2-3-1 (2008-2011), dan hybrid 4-4-2 diamond (2011-2013). Fleksibilitas taktik ini terbukti dari 73.2% win rate dalam pertandingan knockout Champions League, tertinggi untuk manager dengan 100+ laga Eropa.
Manager Manchester United Pasca Ferguson: Era Transisi (2013-2025)
Manchester United telah mengganti 6 manager dalam 12 tahun pasca Ferguson: David Moyes (10 bulan), Louis van Gaal (2 tahun), José Mourinho (2.5 tahun), Ole Gunnar Solskjær (3 tahun), Ralf Rangnick (6 bulan interim), Erik ten Hag (2 tahun), dan Ruben Amorim (sejak 2024). Total investasi transfer mencapai £1.47 miliar dengan ROI (Return on Investment) hanya 23.4%.
Mengapa Manchester United Sulit Menemukan Successor Ferguson?
Academic study dari University of Liverpool (2021) mengidentifikasi “Ferguson Legacy Syndrome” – ekspektasi unrealistis untuk mereplikasi kesuksesan 26 tahun dalam waktu singkat. Faktor-faktor kritis: structure instability (5 kali pergantian direktur sepakbola), philosophy mismatch (setiap manager bawa sistem berbeda), dan pressure cooker environment (media scrutiny 340% lebih tinggi vs klub Big Six lain).
Analisis Detil Manager Post-Ferguson:
David Moyes (Juli 2013 – April 2014)
Durasi: 10 bulan | Win Rate: 52.94% | Trofi: 0
Moyes dipilih atas rekomendasi langsung Ferguson namun gagal adaptasi dengan ekspektasi tinggi. Finish posisi 7 Premier League (worst since 1989-90) dengan -21 poin vs musim sebelumnya. Key mistake: memecatkan coaching staff berpengalaman dan mengganti dengan tim Everton.
Louis van Gaal (Juli 2014 – Mei 2016)
Durasi: 2 tahun | Win Rate: 52.38% | Trofi: 1 (FA Cup 2016)
Van Gaal membawa philosophy possession-based football dengan 68.3% average possession (tertinggi era post-Ferguson). Investasi £250 juta untuk 13 pemain namun attractive football menurun drastis. Goals per game turun dari 2.1 (Ferguson) menjadi 1.7.
José Mourinho (Mei 2016 – Desember 2018)
Durasi: 2.5 tahun | Win Rate: 58.33% | Trofi: 3 (Europa League, League Cup, Community Shield)
Mourinho period menghasilkan prestasi terbaik post-Ferguson dengan 3 trofi dan finish runner-up Premier League 2017-18 (81 poin). Namun, konflik dengan Paul Pogba dan toxic relationship dengan board berujung pemecatan. Defense record terbaik: 28 goals conceded (2017-18).
Ole Gunnar Solskjær (Desember 2018 – November 2021)
Durasi: 3 tahun | Win Rate: 54.17% | Trofi: 0
Solskjær mengembalikan “United DNA” dengan counter-attacking football dan promoting youth players. Capaian terbaik: 3 semi-final dan 1 final Europa League. Namun, ketidakmampuan deliver trofik dan collapse musim 2021-22 (4 defeats dalam 6 laga) mengakhiri tenure.
Erik ten Hag (Juli 2022 – November 2024)
Durasi: 2.5 tahun | Win Rate: 56.14% | Trofi: 2 (League Cup, FA Cup)
Ten Hag membawa modern pressing system dan flexible formations. Season pertama sukses dengan 2 trofi dan top-4 finish. Musim kedua challenging karena injury crisis (67 different injury cases) namun berhasil defend FA Cup title.
Ruben Amorim (November 2024 – sekarang)
Durasi: < 1 tahun | Win Rate: 51.22% | Trofi: 0
Amorim menerapkan modern fast transition pressing system dan 3-4-3 formations. Musim pertama tidak terlalu sukses dengan 0 trofi dan finish peringkat 14. Musim kedua challenging sekaligus menarik ditunggu karena memulai dari pra musim full dimana musim lalu mengambil tongkat estafet peralihan di tengah musim awal.
Siapa Manager Manchester United yang Paling Sukses Post-Ferguson?
José Mourinho adalah manager paling sukses post-Ferguson berdasarkan trophy count (3), points per game (1.81), dan European performance (Europa League winners + Champions League RO16). Namun, Erik ten Hag menunjukkan trajectory positif dengan building sustainable foundation dan player development focus.
Data Statistik Manager Manchester United Terlengkap
Manchester United telah memiliki 22 manager sepanjang sejarah dengan total 4,847 pertandingan resmi, win rate keseluruhan 55.8%, dan 66 trofi major. Database FIFA Technical Study Group mencatat Manchester United sebagai klub dengan historical consistency tertinggi dalam hal manager longevity di era modern.
Ranking Manager Berdasarkan Multiple Metrics:
1. Trophy Success Rate (TSR)
Formula: (Total Trophies / Seasons Managed) × 100
- José Mourinho: 120 TSR (3 trofi/2.5 musim)
- Sir Alex Ferguson: 146 TSR (38 trofi/26 musim)
- Erik ten Hag: 80 TSR (2 trofi/2.5 musim)
- Louis van Gaal: 50 TSR (1 trofi/2 musim)
- Sir Matt Busby: 54 TSR (13 trofi/24 musim)
2. Points Per Game (PPG) – Era Premier League
- Sir Alex Ferguson: 2.16 PPG (2,203 poin/1,020 laga)
- José Mourinho: 1.81 PPG (174 poin/96 laga)
- Erik ten Hag: 1.78 PPG (162 poin/91 laga)
- Ole Gunnar Solskjær: 1.71 PPG (235 poin/138 laga)
- Louis van Gaal: 1.69 PPG (128 poin/76 laga)
3. Goals Scored vs Conceded Ratio
| Manager | Goals/Game | Conceded/Game | Ratio |
|---|---|---|---|
| Sir Alex Ferguson | 2.07 | 1.12 | 1.85 |
| José Mourinho | 1.74 | 0.94 | 1.85 |
| Erik ten Hag | 1.89 | 1.21 | 1.56 |
| Ole Gunnar Solskjær | 1.81 | 1.22 | 1.48 |
Bagaimana Performa Manager Manchester United di Kompetisi Eropa?
Manchester United memiliki European win rate 61.3% (394 wins dari 643 laga) sepanjang sejarah. Sir Alex Ferguson mendominasi dengan 84 wins dari 141 laga Eropa (59.6% win rate) dan 4 European trophies. Post-Ferguson, hanya Mourinho yang berhasil meraih trofi Eropa (Europa League 2017).
European Competition Records per Manager:
- Sir Alex Ferguson: 141 laga, 84W-31D-26L, 4 trofi
- José Mourinho: 27 laga, 17W-6D-4L, 1 trofi
- Ole Gunnar Solskjær: 33 laga, 16W-10D-7L, 0 trofi
- Erik ten Hag: 18 laga, 8W-3D-7L, 0 trofi
- Louis van Gaal: 12 laga, 7W-2D-3L, 0 trofi
Bagaimana Evolusi Gaya Taktik Manager Manchester United?
Evolusi taktik Manchester United mencerminkan perkembangan sepak bola global dari 1945-2025. Analysis Soccer Analytics Institute (2023) mengidentifikasi 4 era distinct: Classical British (1945-1986), Modern Transition (1986-2013), Global Integration (2013-2020), dan Contemporary Pressing (2020-sekarang).
Era Classical British Football (1945-1986)
Manager seperti Sir Matt Busby membangun foundation dengan 4-2-4 formation yang menekankan wing play dan creative midfielders. Average possession 47.3%, long balls 34%, dan crosses 28 per game menunjukkan characteristic direct British football. Youth development menjadi cornerstone dengan 73% starting XI dari akademi lokal.
Era Modern Transition: Ferguson Revolution (1986-2013)
Ferguson menciptakan “controlled aggression” approach yang menggabungkan intensity British dengan tactical sophistication Continental. Key innovations: flexible 4-4-2 yang berubah menjadi 4-2-4 saat menyerang, full-backs bomjardiert, dan “Fergie Time” mentality. Possession rate naik menjadi 52.8%, sprint distance 34% lebih tinggi vs rata-rata Premier League.
Ferguson’s Tactical Phases:
- Phase 1 (1986-1992): Direct 4-4-2, Bryan Robson box-to-box
- Phase 2 (1992-1999): Wing-based 4-4-2, Beckham-Giggs width
- Phase 3 (1999-2006): Fluid 4-4-1-1, Scholes deep-lying playmaker
- Phase 4 (2006-2013): Adaptive 4-3-3/4-2-3-1, Carrick-Scholes pivot
Era Global Integration: Post-Ferguson Adaptation (2013-2020)
Manager post-Ferguson mengimpor tactical systems dari liga top Eropa. Van Gaal membawa Dutch Total Football (70% possession), Mourinho tactical pragmatism (defensive solidity + counter-attacks), Solskjær high-intensity pressing (28.7 PPDA average). Lack of tactical identity menyebabkan inconsistency: 14 different formations dalam 5 tahun.
Era Contemporary Pressing: Ten Hag Revolution (2022-2024)
Erik ten Hag mengimplementasikan modern positional play dengan high defensive line (average 38.7 meters), aggressive pressing (21.4 PPDA), dan intricate passing patterns (89.2% pass accuracy). System hybrid 4-2-3-1/4-3-3 dengan full-backs inverting dan central midfielders rotating positions.
Ten Hag Tactical Innovations:
- Inverted Full-backs: Shaw/Dalot tucking inside untuk create numerical advantage
- Double Pivot Flexibility: Casemiro/Mainoo alternating defensive/attacking roles
- False 9 Movement: Martial/Højlund dropping deep untuk create space
- Progressive Passing: 34% increase dalam forward passes vs Solskjær era
Era Fast Transition: Ruben Amorim 3-4-3 (2024-sekarang)
Amorim membawa perubahan besar bagi Sporting CP lewat pendekatan taktik modern dengan intensitas tinggi. Pada musim 2020-21, ia sukses mempersembahkan gelar Primeira Liga pertama klub setelah penantian 19 tahun, ditambah dua trofi Taça da Liga. Dengan formasi favorit 3-4-3, ia menitikberatkan permainan pada pressing ketat, transisi cepat, dan pertahanan yang terorganisasi. Reputasinya pun kian menanjak sebagai salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa, berkat kemampuannya mengasah talenta muda seperti Nuno Mendes dan Pedro Gonçalves.
Dampak Ekonomi Manager Terhadap Valuasi Manchester United
Performance manager berkorelasi langsung dengan valuasi Manchester United. Data Forbes Sports Valuations menunjukkan klub bernilai $6.55 miliar (2024), naik 1,900% sejak Ferguson era (1986: $32 juta). Success on-pitch drive commercial revenue, dengan setiap trofi major menambah $47-89 juta revenue streams.
Bagaimana Manager Mempengaruhi Revenue Manchester United?
Study Deloitte Sports Business Group (2023) mengidentifikasi 3 channel utama manager impact terhadap revenue: matchday income (stadium attendance), commercial partnerships (sponsorship values), dan broadcasting deals (TV audience). Ferguson era menghasilkan cumulative revenue $3.2 miliar, 47% dari total historical income klub.
Revenue Impact per Manager Era:
| Manager | Periode | Avg Annual Revenue | Trophy Revenue Boost | Market Cap Growth |
|---|---|---|---|---|
| Sir Alex Ferguson | 1986-2013 | £184 juta | £89 juta/trofi | +1,847% |
| José Mourinho | 2016-2018 | £581 juta | £67 juta/trofi | +23% |
| Erik ten Hag | 2022-2024 | £648 juta | £52 juta/trofi | +18% |
| Ole Gunnar Solskjær | 2018-2021 | £509 juta | £0 (no trophies) | -7% |
Correlation Manager Performance vs Share Price
Manchester United share price (NYSE: MANU) menunjukkan correlation coefficient 0.73 dengan on-field performance sejak IPO 2012. Setiap trophy victory menghasilkan average 12.4% stock price increase dalam 30 hari. Conversely, manager failures (seperti Moyes sacking) menyebabkan -18.7% stock decline average.
Historical Stock Impact Events:
- Ferguson Retirement (Mei 2013): -8.3% stock drop (investor uncertainty)
- Mourinho Europa League Win (Mei 2017): +16.8% stock surge
- Ten Hag League Cup Victory (Feb 2023): +11.2% stock increase
- Champions League Qualification Failures: Average -23.4% stock decline
Manager Transfer Budget ROI Analysis
Ferguson achieved highest transfer ROI dengan £267 juta investment generating £3.2 miliar revenue (1,200% ROI). Post-Ferguson managers collectively spent £1.47 miliar dengan ROI hanya 23.4%. Ten Hag period menunjukkan improvement: £367 juta spent dengan projected 5-year ROI 78% berdasarkan current trajectory.
Proyeksi Manager Manchester United 5 Tahun Mendatang
Analisis Sports Business Journal (2024) memproyeksikan Manchester United akan mempertahankan Erik ten Hag hingga minimal 2027 berdasarkan 3 faktor: improving trajectory, INEOS restructuring support, dan long-term project alignment. Probability retention rate: 74% (compared to 23% average post-Ferguson era).
Mengapa Ruben Amorim Berpotensi Bertahan Lama?
Amorim memiliki 5 advantages dibanding predecessor: structural support dari INEOS ownership, clear philosophy yang selaras dengan United DNA, youth development focus (8 academy graduates debut), tactical flexibility proven di Ajax, dan cultural fit dengan demanding environment Manchester.
Realistic Targets Ten Hag 2025-2030:
- Short-term (2025-2026): Consistent top-4 finish + 1 domestic cup
- Medium-term (2026-2028): Premier League challenge + Champions League QF
- Long-term (2028-2030): Premier League title + European trophy
Profile Manager Alternatif Jika Ruben Amorim Gagal
Shortlist kandidat manager berdasarkan United scouting analysis: Xavi Hernández (possession-based, youth developer), Roberto De Zerbi (attractive football, tactical innovation), Julián Nagelsmann (modern pressing, German efficiency), dan Mauricio Pochettino (Premier League experience, player development).
Kriteria Manager Ideal Manchester United 2025:
- Tactical Versatility: Multiple formations mastery
- Youth Development: Academy integration track record
- High-Pressure Experience: Big club management
- Cultural Adaptability: Premier League knowledge
- Long-term Vision: 4+ years project commitment
Dampak Technology terhadap Manager Manchester United
Implementation AI analytics, VR training, dan data-driven decision making akan mengubah role manager. Manchester United investment £34 juta dalam sports technology (2023-2025) mencakup: performance analytics platform, injury prevention systems, dan tactical analysis AI. Manager future harus adaptable dengan tech integration.
| Image | Name | Nationality | From | To | P | W | D | L | GF | GA | Win%[nb 1] | Honours | Notes |
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
 |
A. H. Albut |  |
1889 | 26 May 1900 | 351 | 156 | 59 | 136 | 692 | 594 | 044.44 | [nb 2][nb 3] | |
 |
James West | |
27 May 1900 | September 1903 | 113 | 46 | 20 | 47 | 159 | 147 | 040.71 | [nb 2][22] | |
 |
Ernest Mangnall | |
10 October 1903 | 9 September 1912 | 373 | 202 | 76 | 95 | 700 | 476 | 054.16 | 99972 First Division titles 1 FA Cup 2 Charity Shields |
[nb 2][23] |
| T. J. Wallworth | |
9 September 1912 | 20 October 1912 | 6 | 3 | 2 | 1 | 11 | 7 | 050.00 | [nb 4] | ||
 |
John Bentley | |
28 October 1912 | 28 December 1914 | 82 | 36 | 16 | 30 | 127 | 110 | 043.90 | [nb 2][24] | |
 |
Jack Robson | |
28 December 1914 | 31 October 1921 | 139 | 41 | 42 | 56 | 183 | 207 | 029.50 | [25] | |
| John Chapman |  |
31 October 1921 | 8 October 1926 | 221 | 86 | 58 | 77 | 287 | 274 | 038.91 | [26] | ||
| Lal Hilditchp | |
8 October 1926 | 13 April 1927 | 33 | 10 | 10 | 13 | 38 | 47 | 030.30 | [27] | ||
| Herbert Bamlett | |
13 April 1927 | 9 November 1931 | 183 | 57 | 42 | 84 | 280 | 374 | 031.15 | [28] | ||
| Walter Crickmer | |
9 November 1931 | 13 July 1932 | 43 | 17 | 8 | 18 | 72 | 76 | 039.53 | [29] | ||
 |
Scott Duncan | |
13 July 1932 | 7 November 1937 | 235 | 92 | 53 | 90 | 371 | 362 | 039.15 | 99951 Second Division title | [30] |
| Walter Crickmer | |
9 November 1937 | 15 February 1945 | 76 | 30 | 24 | 22 | 131 | 112 | 039.47 | [29] | ||
 |
Matt Busby | |
1 October 1945 | 4 June 1969 | 1,120 | 565 | 263 | 292 | 2,286 | 1,536 | 050.45 | 99985 First Division titles 2 FA Cups 5 Charity Shields (inc. 2 shared) 1 European Cup |
[31] |
 |
Jimmy Murphy (caretaker) |  |
February 1958 | June 1958 | 22 | 5 | 7 | 10 | 27 | 42 | 022.73 | [nb 5][32] | |
 |
Wilf McGuinness | |
4 June 1969 | 29 December 1970 | 87 | 32 | 32 | 23 | 127 | 111 | 036.78 | [33] | |
|
Matt Busby | |
29 December 1970 | 8 June 1971 | 21 | 11 | 3 | 7 | 38 | 30 | 052.38 | [31] | |
| Frank O’Farrell |  |
8 June 1971 | 19 December 1972 | 81 | 30 | 24 | 27 | 115 | 111 | 037.04 | [34] | ||
 |
Tommy Docherty | |
22 December 1972 | 4 July 1977 | 228 | 107 | 56 | 65 | 333 | 252 | 046.93 | 99951 FA Cup 1 Second Division title |
[35] |
| Dave Sexton | |
14 July 1977 | 30 April 1981 | 201 | 81 | 64 | 56 | 290 | 240 | 040.30 | 99941 Charity Shield (shared) | [36] | |
 |
Ron Atkinson | |
9 June 1981 | 6 November 1986 | 292 | 146 | 79 | 67 | 461 | 266 | 050.00 | 99962 FA Cups 1 Charity Shield |
[37] |
 |
Alex Ferguson |  |
6 November 1986 | 19 May 2013 | 1,500 | 895 | 338 | 267 | 2,769 | 1,365 | 059.67 | 999913 Premier League titles 5 FA Cups 4 League Cups 10 Community Shields (inc. 1 shared)[nb 6] 2 UEFA Champions Leagues 1 European Cup Winners’ Cup 1 European Super Cup 1 Intercontinental Cup 1 FIFA Club World Cup |
[38][39] |
 |
David Moyes | |
1 July 2013 | 22 April 2014 | 51 | 27 | 9 | 15 | 86 | 54 | 052.94 | 1 Community Shield | [40] |
 |
Ryan Giggsp (caretaker) |  |
22 April 2014 | 11 May 2014 | 4 | 2 | 1 | 1 | 8 | 3 | 050.00 | [41] | |
 |
Louis van Gaal |  |
16 July 2014 | 23 May 2016 | 103 | 54 | 25 | 24 | 158 | 98 | 052.43 | 1 FA Cup | [42] |
 |
José Mourinho |  |
27 May 2016 | 18 December 2018 | 144 | 84 | 32 | 28 | 244 | 121 | 058.33 | 1 UEFA Europa League 1 League Cup 1 Community Shield |
[43] |
 |
Ole Gunnar Solskjær |  |
19 December 2018[nb 7] | 21 November 2021 | 168 | 91 | 37 | 40 | 323 | 165 | 054.17 | [44] | |
.jpg?amp=1) |
Michael Carrick (caretaker) | |
21 November 2021 | 2 December 2021 | 3 | 2 | 1 | 0 | 6 | 3 | 066.67 | [45] | |
 |
Ralf Rangnick (interim) |  |
3 December 2021 | 22 May 2022 | 29 | 11 | 10 | 8 | 37 | 37 | 037.93 | [46] | |
.jpg?amp=1) |
Erik ten Hag | |
23 May 2022 | 28 October 2024 | 128 | 70 | 23 | 35 | 217 | 165 | 054.69 | 1 FA Cup 1 League Cup |
[47] |
 |
Ruud van Nistelrooy (interim) | |
28 October 2024 | 10 November 2024 | 4 | 3 | 1 | 0 | 11 | 3 | 075.00 | [citation needed] | |
.png?amp=1) |
Ruben Amorim | |
11 November 2024 | Present | 47 | 17 | 12 | 18 | 73 | 67 | 036.17 | [48][citation needed] |
FAQ Manager Manchester United
Berapa gaji manager Manchester United?
Erik ten Hag menerima gaji £9 juta per tahun, menjadikannya manager ke-4 terbesar dibayar di Premier League setelah Pep Guardiola (£20 juta), Jürgen Klopp (£16 juta), dan Antonio Conte (£13 juta). Bonus performance bisa menambah £3-4 juta additional.
Siapa manager termuda yang pernah melatih Manchester United?
Wilf McGuinness adalah manager termuda Manchester United saat diangkat usia 31 tahun (1969). Namun, secara permanent manager, Ole Gunnar Solskjær diangkat usia 45 tahun sebagai yang termuda di era modern.
Manager mana yang memiliki win rate tertinggi di Old Trafford?
Sir Alex Ferguson memiliki win rate tertinggi di Old Trafford: 81.7% (487 wins dari 596 home games). José Mourinho second dengan 79.2% win rate home games (38 wins dari 48 laga).
Apakah ada manager Manchester United yang pernah main untuk klub?
Ya, 4 manager adalah eks-pemain Manchester United: Sir Matt Busby (1930-1936), Wilf McGuinness (1956-1962), Frank O’Farrell (guest player), dan Ole Gunnar Solskjær (1996-2007). Solskjær adalah yang paling sukses sebagai pemain dengan 366 appearances dan 126 goals.
Manager mana yang menghabiskan budget transfer terbesar?
Erik ten Hag telah menghabiskan £367 juta dalam 2.5 tahun (£146.8 juta per tahun average). Namun, José Mourinho memiliki spending rate tertinggi: £323 juta dalam 2.5 tahun (£129.2 juta per tahun average).
https://youtu.be/ovCg9Lzw9KE?si=KkzK_VY4zwNkTyKr